Test Ride Honda CBR 250R non ABS, Tetap Aman dan Nyaman!
Bukan sekedar mengeksplorasi pengeremannya, tapi pengetesan kali ini juga lebih detail soal beberapa fiturnya. Pasalnya, pengetesan ini tidak sesaat, tapi selama 4 hari segala aktifitas kru redaksi wara-wiri kesana-kemari selalu di temanin si CBR250R.
Handling
Bicara handling, tetap konsisten mengakui motor ini cukup nyaman dipakai harian meski secara ukuran cukup gambot. Tinggi jok ke tanah mencapai 0,78 meter memang membuat pengendara yang tingginya kurang dari 170 cm harus repot menapakan kakinya ke tanah.
Tapi kesulitan ini terbayar ketika sudah dalam posisi berkendara yang sempurna. Posisi kaki yang nyaman dan stang jepit yang tidak terlalu tinggi membuat badan tidak terlalu merunduk. Masih nyaman untuk harian.
Konstruksi sasis dan mesin 1 silindernya yang lebih ringan disinyalir berkontibusi membuat motor ini nyaman diajak selap-selip. Cukup ringan ingan saat mengubah arah dalam kecepatan rendah sekalipun. Jadi saat terjebak macet tidak terlalu menguras tenaga.
Suspensinya pun nyaman, lubang tak terlalu besar dan jalan bergelombang bisa diredam dengan baik. Karakternya pas, tak terlalu keras bikin pinggang tetap santai. Tapi bila mengingat kemampuannya saat diajak ngebut di Sentul beberapa waktu lalu, suspensi ini cukup mantab menjaga kaki-kaki tetap stabil di kecepatan tinggi sekalipun.
Sedang urusan pengereman, saat dipakai dalam kecepatan rendah dan kondisi jalanan kering, hampir tak ada bedanya dengan versi Combine Antilock Brake System (C-ABS). Buat harian yang tidak perlu kecepatan terlalu tinggi, rem tanpa ABS masih sangat bisa diandalkan.
Dan ban standarnya yang lebih besar dari kompetitornya ini juga menambah kenyamanan. Ban dengan ukuran depan 110/70-17 dan belakang 140/70-17 membuat manuver di tikungan lebih percaya diri. Tanpa sadar sepatu berkali-kali nempel aspal karena terlalu rebah, padahal motor masih terasa stabil.
Urusan performa sama saja seperti ketika menjajal CBR250R versi Thailand. Secara spesifikasi versi Thailand dan Indonesia memang tak ada bedanya. Mesin satu silindernya memiliki torsi besar sekaligus bobot ringan.
Handling yang mudah disempurnakan dengan karakter torsi besar sejak di putaran bawah. Power mesin 4-tak, DOHC, satu silinder, 4 klep ini pun halus dan terasa terus "ngisi" hingga 10.000 rpm.
Untungnya meski, kompresinya tinggi (10,7 : 1) dan suhu Jakarta yang panas, enggak perlu khawatir over heat karena radiator CBR250R sudah ditambah kipas pendingin. Meski begitu, cukup terasa mesin bekerja keras menahan panas, sebab saat melintasi jalanan macet berkali-kali kipas menyala secara otomatis.
Pernah dicoba mengukur akselerasi Honda CBR250R dengan Vericom VC3000, Mulai dari menempuh jarak 0–100 meter, dibutuhkan waktu 6,54 detik di kecepatan 88 km/ jam. Berlanjut ke jarak 0–201 meter. Jarak yang biasa dipakai di drag ini, tembus 10,33 detik dengan kecepatan 106,5 km/jam. Sangat responsif!
Speedometer CBR250R boleh diacungi jempol. Berkendara di siang hari, semua indikatornya tetap mudah terbaca. Masuk malam hari, perpaduan warnanya cukup menarik dengan iluminasi warna biru membuat data bensin, suhu mesin, jam, trip meter hingga angka kecepatan terbaca jelas.
Sayangnya, CBR250R ini tidak dilengkapi dengan kunci setang dengan pengaman bermagnet. Padahal tipe lain seperti New MegaPro dan Honda Tiger hingga bebek sekelas Revo sudah mengadopsi fitur Secure Key Shutter ini.
Pandangan ke belakang lewat spion sangat jelas terlihat, tapi saat melintas di jalanan macet harus hati-hati jangan sampai spion nyangkut kendaraan lain karena ukurannya yang cukup besar.
Hal yang sama juga terjadi pada posisi knalpotnya yang terlalu menjorok keluar. Cover knalpot yang desainnya yang menarik jadi gampang baret saat diparkir atau ketika masuk di tempat sempit.
Oiya, posisi standar samping yang terlalu nyempil ke dalam juga cukup menyulitkan bagi yang pertama kali menyemplak CBR250R, butuh adaptasi.
Diukur secara "top up", tanki diisi penuh lalu dipakai jalan hingga 100 kilometer dalam berbagai kondisi jalanan. Mulai dari macet hingga dibawa ngebut saat jalanan lengang. Kemudian tanki diisi penuh kembali untuk mengetahui banyaknya bahan bakar jenis pertamax yang dipakai.
Hasilnya satu liter pertamax bisa digunakan untuk menempuh jarak hingga 28 kilometer. Sedikit lebih hemat dari klaim Honda yang menyebutkan 1 liter : 27 kilomete
Silahkan Tulis Komentar Anda ...